ESQ-NEWS.com - Konferensi internasional “ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professional (MRA-TP)” kembali diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata bersama Sekretariat ASEAN pada 8-9 Agustus 2016 di Hotel Grand Mercure, Kemayoran Jakarta. Konferensi dibuka oleh Menteri Pariwisata RI Arief Yahya, sekaligus grand launchingdari implementasi MRA Work Plan 2015-2016 untuk profesional di bidang pariwisata.
Pada konferensi internasional ini diperkenalkan konsep MRA-TP dan sekretariat regional ASEAN kepada para stakeholder utama seperti Institusi Pelatihan dan Pendidikan Pariwisata, industri, sektor industri resmi lainnya yang ingin mengimplementasikan rencana MRA, negara lain di luar ASEAN, serta organisasi-organisasi internasional.
“Konferensi Internasional ini merupakan bentuk dukungan Indonesia sebagai mitra Sekretariat ASEAN dalam penetapan ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professional, agar rencana MRA dapat berjalan secara efektif serta berkesinambungan,” ujar Menteri Pariwisata RI Arief yahya saat membuka acara, Senin, (08/08).
Dihadiri sekitar 300 peserta, konferensi MRA-TP dinilai sebagai kegiatan penting dalam mempromosikan dan memperkenalkan ASEAN Tourism Professional Registration System(ATPRS). Pengenalan ATPRS diharapkan dapat memicu buy in dari asosiasi hotel dan profesional pariwisata, serta meningkatkan kapasitas kemandirian dari sekretariat regional.
Bukan hanya dihadiri oleh stakeholder dan para pelaku industri pariwisata, sejumlah Menteri yang membidangi pariwisata dari negara-negara ASEAN akan ikut serta di dalam konferensi ini. Tercatat beberapa nama penting seperti Dato Seri Mohamed Nazri Abdul Aziz (Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia), Thida Chongkongkiat (Deputi Permanen Sekretariat dan Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand), dan Pak Sokhom (Sekretaris Negara, Menteri Pariwisata Kamboja). Selama dua hari penyelenggaraan konferensi akan dilakukan berbagai sesi kegiatan. Di hari pertama ditampilkan video presentasi dan pengenalan mengenai MRA-TP, serta welcoming dinner. Sementara itu di hari kedua, akan diselenggarakan Minister Forumserta grand launching MRA-TP.
Arief Yahya juga menjelaskan, berlakunya kawasan ASEAN sebagai pasar tunggal berbasis produksi yang dinamis dan kompetitif dalam ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak akhir 2015 merupakan peluang dalam memajukan sektor pariwisata di tanah air.
Kawasan Asia Tenggara selama periode 2005 — 2012 mengalami pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi di dunia yakni sebesar 8,3 persen atau jauh di atas pertumbuhan pariwisata global sebesar 3,6 persen. Tahun 2013 pariwisata ASEAN tumbuh 12 persen dan mencapai 92,7 juta wisman atau di atas pertumbuhan pariwisata global sebesar 5 persen.
“Pertumbuhan pariwisata di kawasan ASEAN yang tinggi merupakan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata di tanah air. Sekali lagi saya tekankan, kita mentargetkan dalam lima tahun ke depan atau 2019 pertumbuhan pariwisata akan menjadi dua kali lipat,” tegasnya.
Menurut Arief, peningkatan strategi dan taktik pemasaran merupakan salah satu bagian terpenting dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, termasuk dalam sektor pariwisata. “Marketing menjadi hal penting di mana kita bisa menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Dalam memasarkan pariwisata Indonesia, pemerintah memakai strategi branding “Wonderful Indonesia” dan “Pesona Indonesia”, advertising, dan selling. Selain itu diterapkan juga strategi pemasaran yang meliputi tiga hal, yakni destination, original, dan time,” terangnya.
Dengan diberlakukan MEA, lanjutnya, pariwisata tidak hanya dihadapkan pada kesempatan besar tapi juga tantangan berat berupa persaingan ketat, termasuk dalam mencetak kualitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata. Untuk itu dilakukan Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Pariwisata Berstandar Internasional dan program akselerasi untuk mempercepat jumlah tenaga kerja pariwisata mendapatkan sertifikasi kompetensi. (ard/why)
source :
0 komentar:
Posting Komentar